Wednesday, 3 November 2010

Gempa Bumi

Mengapa di Indonesia sering terjadi gempabumi?
Indonesia secara geologis terletak pada pertemuan tiga lempeng litosfer yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Indoaustralia. Tataan geologis ini memiliki pengaruh yang menguntungkan maupun merugikan bagi Indonesia. Pengaruh menguntungkan antara lain di bumi Indonesia kaya akan sumber bahan tambang, memiliki tanah yang subur, serta pesona alam yang indah. Sedangkan pengaruh yang merugikan, wilayah Indonesia memiliki ancaman bahaya gempabumi.

Bagaimana terjadinya gempabumi?
Gempabumi adalah gerakan atau gerakan pada kerak bumi sebagai akibat aktifitas tektonisme, vulkanisme atau runtuhan bagian bumi secara lokal. Berdasarkan penyebabnya, gempabumi dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu gempabumi tektonik, gempabumi vulkanik, dan gempabumi runtuhan. Gempabumi tektonik terjadi karena persinggungan lempeng-lempeng litosfer, gempabumi vulkanik terjadi karena adanya aktifitas gunungapi. Sedangkan gempabumi runtuhan terjadi karena runtuhnya atap gua. Permukaan bumi kita ini terbagi atas lempeng-lempeng litosfer. Tiga di antaranya sudah kita temukan diatas, yaitu lempeng Indoaustralia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng-lempeng tersebut bebas bergerak secara perlahan di atas lapisan astenosfer yaitu lapisan selubung atas bumi yang lebih panas dan lunak yang dapat mengalir seperti pasta kental. Gerakan lempeng-lempeng litosfer ada yang saling menjauh, saling bertumbukan dan saling berpapasan mendatar. Ketiga jenis gerakan tersebut dapat menimbulkan tekanan, tarikan, dan gesekan. Pada saat batas kelenturan batuan terlampaui, maka akan terjadi patahan kulit bumi yang disertai lepasnya energi secara tiba-tiba. Peristiwa tersebut menimbulkan gempabumi.

Daerah manakah di Indonesia yang rawan gempabumi?
Pada dasarnya sebaran gempabumi terdapat di hamper seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Tersebar dari Nanggroe Aceh Darussalm hiingga Papua. Hanya di pulau Kalimantan sumber gempabumi tidak itemukan, karena relatif jauh dari pertemuan lempeng-lempeng litosfer.
Sumber gempabumi dapat dijumpai di darat dan di bawah dasar laut. Jalur gempabumi akibat patahan di darat terletak sajajar dengan jalur gempabumi di dasar laut. Jalur gempabumi di darat melalui Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Bali, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua. Sedangkan jalur gempabumi di dasar laut terletak di sebelah barat Pulau Sumatera, selatan Pulau jawa, selatan Pulau Bali dan Nusa Tenggara, selatan Kepulauan Maluku, dan sebelah utara Pulau Papua.
Provinsi yang rawan bencana gempa bumi di Indonesia antara lain :
  • Nanggroe Aceh Darussalam
  • Sumatera Utara
  • Sumatera Barat
  • Bengkulu
  • Lampung
  • Banten
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • D.I. Yogyakarta
  • Jawa Timur
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggra Timur
  • Sulawesi Utara
  • Gorontalo
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Tenggara
  • Maluku
  • Maluku Utara
  • Papua
  • Papua Barat
  • Papua Tengah
Gempabumi di Nanggroe Aceh Darussalam berkekuatan 9 pada skala richter, apa artinya?Kekuatan gempabumi dapat bervariasi dari sangat kecil yang tidak dapat kita rasakan sampai dengan skala besar yang merusak. Kekuatan gempabumi tersebut dicatat dengan alat pencatat gempabumi yang disebut seismograf. Sebuah seismograf terdiri dari ua bagian utama yaitu sensor atau seismometer dan alat perekam gempa. Hasil catatab seismograf isebut seismogram. Hasil seismograf dapat digunakan untuk menghitung kekuatan gempabumi, menentukan pusat gempa yaitu episenter dan hiposenter.
Ukuran kekuatan gempabumi yang sudah dikenal secara umum dinyatakan dalam skala Ricther, diperkenalkan oleh Charles F. Richter pada tahun 1934. Perhitungannya didasarkan pada amplitude terbesar gelombang gempabumi yang tercatat pada seismogram. Skala Richter inyatakan dalam basis bilangan logaritma. Oleh karena itu, satu tahap kenaikan dalam skal Richter berarti peningkatan gempabumi sepuluh kali lipat. Sebagai contoh, gempabumi dengan kekuatan 9 pada skala Richter mempunyai kekuatan sepuluh kali lebih kuat dibandingkan dengan gempabumi yang berkekuatan 8 skala Richter.

Tabel Kekuatan gempabumi dalam skala Richter :
Penamaan
Skala Richter
Dampak Gempabumi
Jumlah Kejadian
Mikro
< 2,0
Gempabumi mikro, tak terasa
8.000 per hari
Sangat Minor
2,0 – 2,9
Umumnya tak terasa, tapi tercatat oleh peralatan
1.000 per hari
Minor
3,0 – 3,9
Umumnya terasa, jarang mengakibatkan kerusakan
49.000 per tahun
Lemah
4,0 – 4,9
Teramati di dalam rumah, ada suara berderik, tidak ada kerusakan
6.200 per tahun
Sedang
5,0 – 5,9
Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi buruk pada daerah yang tidak luas. Bangunan dengan konstruksi baik, rusak sedikit
800 per tahun
Kuat
6,0 – 6,9
Dapat mengakibatkan kerusakan pada daerah padat penduduk sepanjang 150 km²
120 per tahun
Sangat Kuat
7,0 – 7,9
Kerusakan pada daerah lebih dari 150 km
18 per tahun
Besar
8,0 – 8,9
Kerusakan pada daerah lebih dari beberapa ratus km
1 per tahun
Besar dan Langka
> 9,0

1 per 20 tahun
(Sumber:  United States Geological Survey, 2005)


Tabel Kesetaraan kekuatan gempabumi dengan kekuatan sejumlah bahan peledak :
Skala Ricther
Setara dengan berat bahan peledak
Contoh
- 1,5
3 kg
Granat
1,0
15 kg
Ledakan pada konstruksi
1,5
160 kg
Bom konvensional Perang Dunia II
2,0
1 ton
Bom konvensional Perang Dunia II
2,5
4,6 ton
Bom rakitan Perang Dunia II
3,0
29 ton
Ledakan MOAB, tahun 2003
3,5
73 ton
Kecelakaan Chelyabinsk, 1957
4,0
1 kiloton
Bom atom kecil
4,5
5 kiloton
Rata-rata Tornado (energi total)
5,0
32 kiloton
Bom Nagasaki
5,5
80 kiloton
Gempabumi Little Skull, Amerika Serikat, 1992
6,0
1 megaton
Gempabumi Double Spring Flat, Amerika Serikat, 1994
6,5
5 megaton
Gempabumi Northridge, 1994
7,0
32 megaton
Senjata termonuklir terbesar
7,5
160 megaton
Gempabumi Landers, Amerika Serikat, 1992
8,0
1 gigaton
Gempabumi San Francisco, Amerika serikat, 1906
8,5
5 gigaton
Gempabumi Anchorage, Amerika Serikat, 1964
9,0
32 gigaton
Gempabumi Nanggroe Aceh Darissalam-Sumut, Indonesia, 2004
(Sumber: United States Geological Survey, 2005)