Saturday 18 May 2013

Karakteristik dan Kaidah Soal

KARAKTERISTIK SOAL
Karakteristik Soal Benar-Salah
- Terdiri atas dua kelompok pernyataan (Pilihan (B-S) dan Respons)
- Jumlah huruf B-S sama banyak dengan jumlah pernyataan-pernyataan
- Hal yang ditanyakan homogen dari segi isi
- Terbatas mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi sederhana
  (menghubungkan dua hal yang homogen)
- Dapat menggunakan gambar, tabel/diagram
- Bentuk soal yang berupa pernyataan
- Untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi kebenaran pernyataan fakta,
  konsep, prinsip, definisi

Karakteristik Menjodohkan Soal
- Terdiri atas dua kelompok pertanyaan (stimulus/premis-respons) yang
  pararel
- Kelompok satu (kiri) merupakan bagian yang berisi dari soal-soal yang harus
  dicari jawabannya
- Kelompok dua (kanan) merupakan bagian yang berisi jawaban soal-soal
- Stimulus/premis berupa kalimat/phrasa
- Respons yaitu pernyataan jawaban/respons berupa kata, bilangan,
  gambar/symbol
- Jumlah soal dan jawaban sama, lebih baik lagi jika jumlah jawaban lebih
  banyak dari jumlah soal

Karakteristik Soal Pilihan Ganda
- Penggunaan yang luas
- Tepatnya untuk ujian yang pesertanya sangat banyak, sedangkan hasilnya
  harus segera diumumkan
- Terdiri atas pokok soal san sejumlah kemungkinan jawaban
- Kalimat perintah, kalimat tanya/kalimat tidak lengkap
- Tidak ada aturan baku jumlah alternatif jawaban
- Memiliki satu jawaban yang benar atau paling tepat
- Struktur pilihan ganda terdiri dari:
  • Pernyataan-pernyataan yang berisi permasalahan
  • Sejumlah pilihan jawaban
- Jawaban benar dan yang paling tepat satu
- Distraktor/pengecoh

Karakteristik Soal Jawaban Singkat
- Menuntut peserta tes memberikan jawaban singkat
- Jawaban singkat berupa kata, frase, nama tempat, nama tokoh, lambang
  atau kalimat yang sudah pasti
- Soal yang menghendaki jawaban yang dapat dinilai benar-salah, dibuat
  dalam bentuk kata: bilangan, kalimat, simbol
- Untuk mengukur pengetahuan yang berhubungan dengan istilah: terminologi,
  fakta, prinsip, metoda, prosedur, penafsiran yang sederhana

Karakteristik Soal Melengkapi
- Terdiri atas susunan kalimat dari bagian-bagian yang sudah dihilangkan
- Bagian-bagian yang hilang itu diganti oelh titik-titik yang harus diisi oleh
  testee
- Kelebihannya antara lain sangat mudah dalam penyusunannya, lebih
  menghemat tempat, persyaratan komprehensif dipenuhi, dapat digunakan
  untuk mengukur berbagai taraf kompetensi
- Kekurangannya antara lain cenderung mengungkap daya ingat atau aspek
  hafalan saja, butir-butir item tes model ini kurang relevan untuk diajukan,
  tester kurang berhati-hati dalam menyusun kalimat dalam soal.

KAIDAH SOAL
Kaidah Soal Benar-Salah
- Hindarkan pernyataan yang sangat umum
- Hindarkan pernyataan yang berlebihan
- Hindarkan pernyataan negatif ganda
- Soal hendaknya tidak menjurus pada jawaban tertentu
- Jumlah soal BENAR harus sama dengan jumlah soal SALAH
- Hindari menggunakan kata kadang-kadang
- Usahakan agar kalimat tidak terlalu panjang
- Susun pernyataan benar-salah secara acak

Kaidah Soal Menjodohkan
- Sesuai dengan indikator
- Jumlah respon (jawaban) lebih dari jumlah stimulus/premis (pertanyaan)
- Pernyataan yang panjang diletakan pada sebelah kiri dan pernyataan yang
  lebih pendek diletakkan di sebelah kanan
- Butir soal dan pilihan jawaban pada satu halaman
- Penggunaan nomor (premis yang terdapat di sebelah kiri/atas harus
  menggunakan angka (1,2,3,...) sebelah nomor butir soal dan respon yang
  terdapat di sebelah kanan/bawah menggunakan abjad (a,b,c,...)
- Pilihan jawaban berbentuk angka disusun berurutan dari besar ke
  kecil/sebaliknya
- Penggunaan EYD
- Petunjuk pengerjaan jelas dan mudah dipahami
- Hendaknya materi yang ditujukan berasal dari hal yang sama (homogen)
- Usahakan agar pertanyaan dan jawabannya mudah dimengerti

Kaidah Soal Pilihan Ganda
- Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator
- Pilihan jawaban berfungsi, homogen dan logis
- Tiap soal memiliki satu jawaban benar/paling benar
- Pokok soal dirumuskan secara jelas dan tegas
- Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang
  diperlukan saja
- Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar
- Pokok soal jangan mengandung pernyataan negatid ganda
- Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya terdapat dalam soal harus
  jelas dan berfungsi
- Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama
- Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban di
  atas salah” atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”
- Pilihan jawaban berbentuk angka/waktu harus disusun berdasarkan urutan
  besar kecilnya nilai angka/kronologis waktu
- Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya
- Setiap soal harus menggunakan bahasa sesuai EYD
- Menggunakan bahasa komunikatif
- Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat
- Pilihan jawaban jangan mengulang kata/frase yang bukan merupakan satu
  kesatuan pengertian

Kaidah Soal Jawaban Singkat
- Rumusan butir soal sesuai dengan kemampuan (kompetensi dasar dan
  indikator)
- Rumusan butir soal harus menggunakan bahasa yang baik, kalimat singkat
  dan jelas sehingga mudah dipahami
- Jawaban yang dituntut oleh butir berupa fakta, frase, angka, simbol, tahun,
  tempat, dan sejenisnya harus singkat dan pasti
- Rumusan butir soal tidak merupakan kalimat yang dikutip langsung dari
  suatu buku
- Hindari rumusan butir soal yang mengandung petunjuk kepada kunci jawaban
- Butir soal dalam bentuk kalimat belum lengkap, bagian yang dikosongkan
  maksimum dua untuk satu kalimat
- Pernyataan hendaknya mengandung hanya satu kemungkinan jawaban yang
  dapat diterima

Kaidah Soal Melengkapi
- Materi
  • Soal harus dengan indikator
  • Materi yang diukur sesuai dengan tuntutan bentuk isian

- Konstruksi
  • Pernyataan disusun sedemikian rupa, sehingga jelas jawaban yang
    diharapkan
  • Hindarkan petunjuk ke arah yang benar
  • Susunlah pertanyaan yang dapat mempermudah penskorannya
  • Hindarkan peryataan-pernyataan yang kurang tegas
  • Susunlah soal dengan pernyataan berita
  • Usahakan hanya ada satu jawaban yang benar
  • Hindarkan pernyataan yang terlalu banyak dihilangkan. Sebuah soal yang
    terlalu banyak dihilangkan sukar diketahui apakah sebenarnya hal yang
    diukur. Pernyataan yang dihilangkan adalah benar-benar bentuk kata atau
    frasa yang merupakan kunc jawaban dan bukan hal-hal yang memang tidak
    penting
  • Hindarkan pernyataan yang diambil langsung persis sama dengan di dalam
    buku pelajaran
  • Tempat jawaban yang disediakan untuk setiap soal harus sama
    panjangnya
  • Dalam menyusun soal yang memerlukan jawaban rincian perlu disusun
    secara berurutan (alfabetis jawabannya). Hal ini untuk memudahkan
    pemerikasaannya.
  • Daftarlah semua kemungkinan jawaban yang benar. Hal ini simaksudkan
    untuk mempersiapkan jawaban benar yang tidak terduga dari siswa
  • Berilah nomor pada tiap-tiap tempat jawaban. Hal ini untuk memudahkan
    penilaiannya

- Bahasa/budaya
  • Bahasa soal harus komunikatif dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan
    peserta didik
  • Gunakan bahasa Indonesia baku
  • Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu

Friday 17 May 2013

Morfologi Tanah

Morfologi pertama kali dikemukakan oleh Goethe dalam taun 1817. Pada awalnya istilah ini hanya dipergunakan dalam ilmu hayat seperti botany dan zoology, tetapi kemudian hampir semua ilmu pengetahuan alam mempergunakannya. Orang pertama yang menggunakan cara morfologi dalam mempelajari tanah menurut Zakharov (1927) adalah Ruprecht (Joffe, 1950). Morfologi bukan suatu ilmu melainkan sarana sesuatu ilmu, merupakan cara yang digunakan dalam penyelidikan-penyelidikan ilmiah. Tujuan morfologi tanah adalah suatu uraian pelukisan, sehingga yang dimaksud morfologi tanah adalah suatu uraian tanah mengenai kenampakan, ciri-ciri dan sifat-sifat tanah yang adapat diamati dan dipelajari di lapang.

Profil Tanah
Profil tanah adalah urutan susunan horison yang tampak dalam anatomi tubuh tanah. Profil tanah terdiri dari lapisan tanah (solum) dan lapisan bahan induk. Solum tanah adalah bagaian dari profil tanah yang terbentuk ekibat proses pembentukan tanah (horison A dan B). Profil tanah tebalnya berlainan mulai dari yang setipis selaput sampai setebal 10 meter. Pada umumnya tanah makin tipis mendekati kutub dan makin tebal mendekati khatulistiwa. Uraian profil tanah dimulai dengan menentukan batas horison (lapisan), mengukur dalamnya dan mengamati profil tanah secara keseluruhan.
Horison adalah lapisan dalam tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah dan terbentuk karena proses pembentukan tanah. Disamping masing-masing horison diamati sifat-sifatnya meliputi : warna, tekstur, konsistensi, struktur, kutan, konkresi dan nodul, pori-pori tanah, pH lapang, batas-batas horison.
Pedon adalah volume trkecil yang adapat disebut tanah. Pedon mempunyai ukuran tiga dimensi. Batas bawahnya merupakan batas antara tanah dengan bukan tanah sedang batas lateralnya (panjang dan lebarnya) cukup luas untuk mempelajari sifay-sifat horison tanah yang ada. Luasnya berkisar antara 1-10 m2 tergantung dari keragaman horison.
Polipedon adalah kumpulan lebih dari satu pedon yang sama atau hampir sama yaitu yang semuanya mempunyai sifat yang memenuhi syarat untuk dikelompokkan sebagai satu sewri tanah. Luas polipedon minimun 2 m2, sedangkan luas maksimum tidak terbatas.
Hubungan antara profil tanah, solum, pedon dan poli pedon ditunjukan pada Gambar 1.

Ciri-ciri Morfologi Tanah.
Profil tanah yang akan diamati ciri-cirinya harus memenuhi syarat-syarat : (1) tegak, (2) baru, artinya belum terpengaruh keadaan luar, dan (3) jangan memantulkan cahaya (profil tanah waktu pengamatan tidak langsung kena sinar matahari).
Pengamatan di lapang biasanya dimulai dengan membedakan lapisan-lapisan tanah atau horison-horison. Horison tanah adalah lapisan dalam tanah lebih kurang sejajar dengan permukaan tanah dan terbentuk karena proses pembentukan tanah. Masing-masing horison diamati ciri-cirinya antara lain : warna, tektur, strukutr, konsistensi, pH tanah, kutan, konkresi dan nodul, pori-pori, dan batas-batas horison.
Parameter batas-batas horison yang diamati meliputi :
a. Ketajaman batas-batas ke horison lain :
a-nyata (abrupt), jika tebal batas kurang dari 2,5 cm.
c-jelas (clear), jika tebal batas 2,5-6,0 cm.
g-berangsur (gradual), jika tebal batas 6-15 cm.
d-(diffuse), jika tebal baats lebih dari 15 cm.

b. Bentuk topografi dari batas horison :
s-rata (smooth).
w-berombak (wavy).
i-tidak teratur (irregular).
b-terputus (broken).

Warna Tanah
Warna tanah merupakan ciri morfologi tanah yang paling mudah dibedakan. Meskipun pengaruhnya yang langsung terhadap fungsi tanah hanya sedikit, tetapi seseorang dapat memperoleh keterangan banyak dari warna tanah, apalagi jika disertai dan dihubungan dengan ciri-ciri lain. Jika warna tanah hampir merupakan ukuran yang tak langsung mengenai sifat dan mutu tanah, serta bersifat menggantikan ciri-ciri penting lain yang sukar diamati teliti.
Warna tanah merupakan pernyataan : (a) jenis dan kadar bahan organik, (b) keadaan drainase dan aerasi tanah dalam hubungan dengan hidrasi, oxidasi dan proses pelindian, (c) tingkat perkembangan tanah, (d) kadar air tanah termasuk pula dalamnya permukaan air taah, dan atau (e) adanya bahan-bahan tertentu.
Pada umumnya bahan organik memberikan warna kelam pada tanah, artinya jika tanah asalnya berwarna kuning atau coklat muda, kandungan bahan organik menyebabkan warnanya lebih cenderung ke arah coklat-kelam. Makin stabil bahan organik makin tua warnanya, sedang makin segar makin cearh warna tanah. Dan humus yang berwarna hitam.
Pada umumnya warna pada tanah mempunyai hubungan dengan oksid-besi yang tak terhidratasi. Karena oksi-besi yang terhidratasi relatif tidak stabil dalam keadaan lembab, maka warna merah biasanya menunjukkan drainase dan aerasi yang baik. Tanah berwarna merah sekali biasanya terdapat dipermukaan tanah yang cembung (convex) terletak di atas batuan permeabel, tetapi meskipun demikian ada pula tanah-tanah merah yang warnanya berasal dari bahan induknya.
Hampir tiap profil tanah terdiri atas horison-horison yang berlainan warnanya. Warna tiap horison harus diamati. Satu horison mungkin berwarna seragam, tetapi mungkin pula tercampur warna lain berupa warna reduksi yang mempunyai warna lebih kearah biru, atau dalam bentuk bintik, becak (mottling) berwarna merah, coklat, kuning atau hitam. Becak ini merupakan skumulasi senyawa-senyawa besi, Al atau Mn yang makin besar akumulasinya makin jelas terkumpul membentuk konkresi. Mengenai becak-becak ini selain warnanya perlu pula diamati jelas, jumlah dan besarnya.
Jelas tidaknya becak-bacak dibedakan atas :
-k- kabur (faint) : perbedaan warna dasar (matrix) dan becak (mottling) tidak jelas;
-j- jelas (distinc) : tampak jelas perbedaan dasar dan becak;
-t- tegas (prominent) : becak merupakan ciri yang tegas.
Jumlahnya (abundance) dibedakan atas :
-s- sedikit (few) : kurang dari 2 % luas permukaan horison profil yang diamati;
-c- cukup (common) : antara 2 % - 20 %.
-b- Banyak (many) : lebih dari 20 % luas permukaan horison profil;
Besarnya (size) becak-becak dibedakan atas :
-h- halus (fine) : diameter becak-becak kurang dari 5 mm;
-s- sedang (medium) : diameternya antara 5-15 mm; dan
-k- kasar (coarse) : diameternya lebih dari 15 mm.

Warna reduksi dan warna becak-becak menunjukkan drainase terhambat (buruk). Warna penentuan warna tanah diperlukan suatu patokan warna sebagai pembanding. Yang banyak digunakan adalah Munsell Soil Color Chart yang meliputi kira-kira 1/5-nya seluruh warna yang ada.
Penentuan warna tanah digunakan Munsell Soil Color Chart yang terdiri dari 9 kartu dengan hue antara kuning (yellow) dan merah (red) berturut-turut mulai dari 5 Y, 2,5 Y, 10 YR, 7,5 YR, 5 YR, 2,5 YR, 10 %, 7,5 R dan 5 R. Masing-masing kartu disusun dengan interval value mulai dari 1 samapi dengan 8, dan dengan interval chroma mulai dari 2 samapai 8 atau mulai 0 samapai 8 tanpa angka 5. Makin tinggi value makin cerah warnanya, sedangkan makin besar angka chroma makin besar intensitasnya.
Cara menentukan warna tanah adalah dengan membandingkan warna tanah dengan warna pembanding dealam kartu Munsell Soil Color Chart, dengan mendekatkan contoh tanah atau memasukkan contoh tanah ke dalam lubang yang telah tersedia di dekat masing-masing kertas warna pembanding. Penulisan warna ditulis menurut urutan hue, value, chroma, misalnya 10 YR ¾ (coklat).


Tekstur Tanah
Tekstur adalah perbandingan relatif fraksi pasir, debu dan liat yang menyusun masaa tanah. Tekstur tanah turut menentukan tata air dalam tanah, berupa kecepatan infiltrasi, penetrasi dan kemampuan pengikat air oleh tanah.
Pembatasan ketiga fraksi maisng-masing terkstur tanah dapat digambarkan dalam segitigas tekstur atau trianguler texture. Titik sudutnya menunjukkan 100 % salah satu fraksi, sedangkan tiap sisi mengambarkan % berat masing-masing fraksi mulai 0 % samapai 100 %. Segitiga ini terbagi atas 13 bidang yang menunjukkan maisng-masing terkstur tanah. Sebagai contoh 35 % liat + 40 % debu + 25 % pasir termasuk tekstur tanah lempung berliat, sedangkan 10 % liat + 5 % debu + 85 % pasir termasuk pasir berlempung.


Penentuan tekstur tanah dapat dilakukan di lapangan (secara perasaan) dan di laboratorium (metode pipet dan hydrometer). Penetapan tekstur di lapangan dilakukan dengan cara : 1) masa tanah kering atau lembab dibasahi, kemudian diprid diantara ibu jari dan telunjuk sehingga memebntuk pita lembab, sambil dirasakan adanya rasa kasar, licin dan lengket; 2) tanah tersebut dibuat bola, digulung dan diamati adanya daya tahan terhadap tekanan dan kelekatan masaa tanah sewaktu telunjuk dan ibu jari diregangkan.
Dari rasa kasar, licin, licin, pirisan, gulungan dan kelekatannya dapatlah ditentukan klas tekstur lapang.

Tabel Penetapan Klas Tekstur Tanah Menurut Perasaan di Lapang
Di samping penggolongan ke dalam tekstur tanah tersebut, untuk keperluan klasifikasi tanah tingkat famili tanah diperlukan penggolongan ke dalam kelas sebaran butir (particle size distribution) seperti : berliat sangat halus, berliat halus, berdebu halus, berdebu kasar, berlempung halus, berlempung kasar, berpasir.

Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akbiat melekatnya butir-butir tanah satu samalain. Satu unit struktur disebut ped. Apabila unit-unit struktur tersebut tidak terbentuk maka dikatakan bahwa tanah tersebut tidak berstruktur. Dalam hal ini ada dua kemungkinan yaitu : 1) Butir tunggal (single grain) = butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain (contoh tanah pasir); 2) Pejal (massive) = buitr-butir tanah melekat satu sama lain dengan kuat sehingga tidak membentuk gumpalan-gumpalan (ped).
Penyipatan strukur tanah meliputi 3 hal yaitu bentuk, tingkat perkembangan dan ukuran.

a. Bentuk struktur
Bentuk struktur tanah dibedakan menjadi :
1. Lempeng (platy) : sumbu vertikal lebih pendek dari sumbu horisontal.
2. Prismatik (prismatic) : sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu horisontal. Sisi atas tidak membulat.
3. Tiang (columnar) : sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu horisontal. Sisi-sisi atas membulat.
4. Gumpal bersudut (angular blocky) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horisontal. Sisi-sisi membentuk sudut tajam.
5. Gumpal membulat (subangular blocky) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horisontal. Sisi-sisi membentuk sudut membulat.
6. Granuler (granular) : membulat, atau banyak sisi. Masing-masing buitr ped tidak porous.
7. Remah (crumb) : membulat atau banyak sisi, sangat porous.
b. Tingkat Perkembangan atau Kemantapan Struktur
1. Lemah : butir-butir strukutr dapat dilihat, tetapi sudah rusak dan hancur waktu diambil dari profil tanah untuk diperiksa.
2. Sedang : butir-butir struktur agak kuat dan tidak hancur waktu diambil dari profil untuk diperiksa.
3. Kuat : butir-butir struktur tidak rusak waktu diambil dari profil tanah dan tidak hancur walaupun digerak-gerakkan.
c. Ukuran Struktur
1. Untuk bentuk struktur lempeng, granuler dan remah :
- sangat halus/tipis : < 1 mm. - halus : 1-2 mm. - sedang : 2-5 mm. - kasar/tebal : 5-10 mm. - sangat kasar : > 10 mm.
2. Untuk bentuk struktur gumpal membulat dan gumpal menyudut :
- sangat halus : < 5 mm. - halus : 5-10 mm. - sedang : 10-20 mm. - kasar : 20-50 mm. - sangat kasar : > 50 mm.
3. Untuk bentuk struktur prismatik dan tiang :
- sangat halus/tipis : < 10 mm. - halus : 10-20 mm. - sedang : 20-50 mm. - kasar/tebal : 50-100 mm. - sangat kasar : > 100 mm.

Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan adhesi di antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terdapat perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah. Konsistensi tanah ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah. Pentingnya konsistensi tanah adalah untuk menentukan cara penggrapan tanah yang efisien dan penetrasi akar tanaman di lapisan tanah bawahan. Penentuan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan kandungan air tanah yaitu dalam keadaan basah, lembab atau kering.
Tanah basah : Kandungan air di atas kapasitas lapang.

a. Kelekatan menunjukkan kekuatan adhesi (melekat) tanah dengan benda lain.

b. Plastisitas menunjukkan kemampuan tanah membentuk gulungan.

Tanah lembab : Kandungan air mendekati kapasitas lapang.
0 – Lepas - Tanah tidak melekat satu sama lain (misalnya tanah pasir).
1 – Sangat gembur - Gumpalan tanah mudah sekali hancur bila diremas.
2 – Gembur - Diperlukan sedikit tekanan untuk menghancurkan gumpalan tanah dengan meremas.
3 – Teguh - Berturut-turut memerlukan tekanan yang makin besar untuk menghancurkan tanah sampai sama tidak dapat hancur dengan remasan tangan.
4 – sangat teguh )
5 – Sangat teguh ) sekali

Tanah kering : Tanah dalam kedaan kering angin.
0 – Lepas - Tanah tidak melekat satu sama lain.
1 – Lunak - Gumpalan tanah mudah hancur bila diremas.
2 – Agak keras ) - Berturut-turut memerlukan tekstur yang makin besar untuk menghancurkan tanah sampai tidak dapat hancur dengan remasan kedua tangan.
3 – Keras )
4 – Sangat keras )
5 – Sangat keras ) sekali

pH Tanah
Penentuan pH tanah dalam klasifikasi dan pemetaan tanah diperlukan untuk menaksir lanjut tidaknya perkembangan tanah, respon tanah terhadap pemupukan, kebutuhan kapur dan lain-lainnya. Penentuan pH tanah dapat dikerjakan secara ekeltrometrik dan kolorimetrik. Pengukuran pH tanah di lapang biasanya digunakan cara yang sederhana yaitu dengan lakmus atau pH stick.

Padas
Padas adalah lapisan tanah yang mampat, padat dan keras terbentuk selama bagian proses pembentukan tanah atau warisan suatu daur pelapukan menjadi bahan induk tanah yang sekarang ada.
Padas dapat terbentuk karena : 1) terlalu beratnya masaa yang ada di atasnya (misalnya akibat pembajakkan yang terlalu berat atau adanya glacier), 2) pemadatan akibat cuaca yang membekukan, 3) agregasi tanah disertai perubahan temperatur, 4) karena pengikatan yang sangat erat berupa sementasi, baik oleh bahan perekat besi, bahan organik silikat ataupun liat.

Wednesday 15 May 2013

E-Book Geografi SMA/MA Kelas X

Buku pelajaran merupakan komponen wajib yang harus dimiliki setiap tenaga pengajar. Tetapi terkadang suka ada keluhan tentang cara mendapatkan buku tersebut dan kesesuaiannya. Nah, di zaman modern ini kita bisa dengan mudah mendapatkan buku di internet yang dinamakan elektronik book (e-book), sehingga bisa menghemat waktu dan biaya. Bagi yang membutuhkan e-book geografi untuk SMA/MA kelas X demi meningkatkan kualitas kita serta menambah perangkat pembelajaran silahkan bisa di download di website kemendikbud, berikut linknya:

Semoga bermanfaat...

Monday 13 May 2013

Cara Menentukan Skala Peta

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita menjumpai peta yang tidak ada skalanya, padahal mungkin kita membutuhkannya. Apabila Anda mengalami kejadian ini maka cara menentukan skala peta dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Membandingkan dua jarak tempat di tempat jarak kedua tempat di lapangan
Contoh:
Jarak antara Jakarta dan Bekasi di lapangan 20 km (2.000.000 cm). Di peta jarak keduanya 50 cm. Tentukan skala petanya!
Jawab:
Skala peta tersebut = 2.000.000/50 = 40.000
Sehingga skala petanya menjadi 1 : 40.000

Membandingkan dengan peta lain yang luasnya sama dan telah diketahui skalanya
Contoh:



Menentukan dua titik di peta yang belum ada skalanya (peta x) misalnya titik A – B dengan arah Utara – Selatan
Setelah itu menghitung jarak dua titik dan selisih derajat garis lintangnya. Perlu anda ingat bahwa jarak tiap 1°garis lintang = 111 km dan 1° = 60 menit.

Contoh:
Jarak A – B di peta x = 50 cm
Selisih garis lintangnya = 30 menit
Berapa skala peta x?

Pada peta topografi/kontur maka skala peta kita hitung dengan memperhatikan interval kontur (CI – Contour Interval)
CI adalah selisih ketinggian antara dua garis kontur yang dinyatakan dalam meter. CI sering disebut jarak antara garis kontur. Garis kontur yaitu garis-garis pada peta yang menghubungkan titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama dari permukaan air laut.
Sebuah peta topografi daerah gunung berapi diketahui memiliki jarak antar garis kontur sebesar 20 m, maka berapa skala pada peta kontur tersebut?
Penyelesaiannya:
S = 2000 x CI
S = 2000 x 20
S = 40.000
Jadi skala pada peta kontur tersebut adalah 1 : 40.000

Menghitung dari dua garis lintang
Suatu peta tidak berskala tetap mempunyai Geography Grid dapat ditentukan skalanya dengan menghitung jarak dua garis paralelnya. Seperti diketahui bahwa 1° lintang = 69 mil atau 111,04446 km.
Misalkan:
  • Jarak antara garis paralel 41°00’00” LU dengan garis paralel 41°05’00” LU = 5cm
  • Ini berarti jarak 5 cm ini sama dengan 00°05’. Sehingga jarak 1° = 12 x 5 = 60 cm (karena 5 menit = 1/12°)
  • 1° = 60 cm sama dengan 111,04 km (dibulatkan 111 km) jarak sesungguhnya adalah 11.100.000 cm
  • Karena 60 cm = 11.100.000 cm maka skala dapat dihitung yakni:
          = 60 : 11.100.000
          = 1 : 185.000
Jadi skala peta yang dicari adalah 1 : 185.000

Kerusakan Yang Ditimbulkan oleh Gempa Bumi

Intensitas goncangan gempa bumi dapat berbeda-beda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Secara umum goncangan tersebut menimbulkan kerusakan, antara lain:

Pelulukan

Goncangan gempa bumi yang terjadi pada lapisan batuan berbutir halus dan jenuh air, akan terjadinya pelulukan. Peristiwa ini menyebabkan permukaan tanah menjadi lumer seperti bubur.banyak gedung roboh dan jembatan patah yang diakibatkan oleh amblasnya pondasi bangunan tersebut.

Korban Jiwa

Peristiwa gempa bumi dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa, karena tertimpa benda jatuh, kecelakaan lalulintas, dan kepanikan massa. Besar kecilnya jumlah korban jiwa tergantung pada kekuatan gempa bumi, jarak sumber gempa bumi dengan pemukiman penduduk, konstruksi bangunan, waktu kejadian gempa bumi dan kesiapsiagaan masyarakat. Bila kekuatan gempa bumi besar, jarak episenter dekat, konstruksi bangunan tidak tahan gempa, dan terjadi pada malam hari sehingga banyak penduduk berada di dalam rumah, berpotensi untuk mengakibatkan korban jiwa lebih besar.

Retakan Tanah

Gempa bumi dapat juga menyebabkan terjadinya retakan tanah. Retakan tanah terjadi karena daya pikat antar butiran tanah tersebut sangat lemah, sehingga mudah terurai bila terkena goncangan. Jika permukaan dibangun di atas tanah rentan terjadi retakan, akan mengakibatkan kerusakan yang lebih besar, bahkan mengakibatkan kehancuran. Retakan tanah juga dapat mengakibatkan kerusakan sarana dan prasarana seperti jembatan patah, jalan dan jaringan telepon terputus. Apabila terdapat jaringan pipa gas dan kabel listrik, dapat mengakibatkan ledakan dan kebakaran.

Longsoran

Longsoran dapat terjadi pada sebuah daerah perbukitan dengan kemiringan sedang hingga terjal yang tersusun oleh batuan bersifat urai dan lapuk. Longsoran akibat gempa bumi dapat menimbulkan korban di permukiman yang berada di bawah tebing-tebing tersebut. Longsoran akibat gempa bumi yang menelan korban jiwa sebanyak 120 orang, pernah terjadi di Kurima (Papua) pada tanggal 12 Agustus 1989. Gempa bumi Palolo di Propinsi Sulawesi Tengah, tanggal 24 Januari 2005 mengakibatkan longsoran di Desa Sigimpuu sepanjang kurang lebih 300 meter, mengakibatkan kerusakan lahan pertanian.

Kerusakan Sarana dan Prasarana

Bangunan dan fasilitas umum dengan konstruksi tidak tahan goncangan gempa bumi akan beresiko mengalami kerusakan bila terjadi gempa bumi. Kerusakan sarana dan prasarana tersebut dapat mengganggu kehidupan masyarakat dan dapat mengakibatkan korban jiwa.

Kebakaran

Akibat lain dari kejadian gempa bumi adalah kebakaran karena kompor yang masih menyala jatuh serta jaringan pipa gas dan jaringan listrik terputus. Sebagai contoh, gempa bumi di Kobe, Jepang pada tahun 1995, menyebabkan kebakaran karena jaringan pipa gas dan jaringan listrik terputus. Kebakaran ini makin menambah jumlah korban dan harta benda. Di Indonesia, peristiwa kebakaran akibat gempa bumi terjadi di Nabire pada tanggal 6 Februari 2004, karena kompor-kompor yang masih menyala.

Thursday 2 May 2013

Keterpeliharaan Al-Qur'an


"Supaya Dia mengetahui bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-2 Tuhannya, sedang sebenarnya ilmu-Nya meliputi apap yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu." (al-_Jinn 72: 28).

Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan hitungan-al­adad: peredaran bintang, keseimbangan alam semesta, pemben­tukan manusia, atom, kuantum mekanik, dan bahkan ayat-ayat dalam al-Qur'an sendiri. Mereka terstruktur dengan hitungan yang sistematis dan teliti.
AI-Qur'an dalam bahasa Arab berarti "pembacaan". al-Quran mungkin kitab yang paling banyak dibaca di dunia. Per­lu diketahui, sesungguhnya kata Kitab Suci tidak ada di al-Qur'an. Yang ada adalah sebutan Kitab Mulia, Kitab Agung, Kitab Pemurah, dan lainnya. Kitab Suci dikenal karena media, terpengaruh sebutan kitab suci lainnya. Kesempurnaan dalam bahasa tidak dapat ditentang oleh para pujangga. Bahasa dan makna dipadukan. Irama, keselarasan melodi, ritmenya menghasilkan sebuah efek hipnotis yang kuat. Barangkali bagi orang awam, kandungan al-Qui an sulit dimengerti, karena ia tidak dimulai secara kronologis ataupun narasi-narasi sejarah seperti halnya kitab Yahudi. Ia juga tidak mendasarkan teolo­ginya dalam cerita-cerita dramatis sebagaimana epik-epik India. Tidak pula Tuhan diungkap dalam bentuk manusia sebagai­mana dalam Bibel dan Bhagavad Gita. Ia berbicara langsung soal pendidikan-sebagaimana sering dikemukakan oleh para penulis modern-berbicara mengenai membaca, mengajar, memahami dan menulis (al-'Alaq 96 : 1-5). Di dalam al-Qur'an sendiri ada pemakaian kata "al-Qur'an" dalam arti bacaan, sebagaimana tersebut dalam ayat 17,18 Surat 75 al-Qiyamah:

"Sesungguhnya mengumpulkan al-Qur'an (dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu), jika Kami telah membacakannya maka ikutilah ba­caannya."

Kata pertama di dalam al-Qur’an dan Islam adalah sebuah perintah yang ditujukan kepada Nabi, yang secara linguistik menunjukkan bahwa penyusunan teks al-Qur'an berada di luar kewenangan Muhammad saw. Gaya serupa ini tetap diperta­hankan di sepanjang al-Qur'an. Ia berbicara kepada atau ten­tang Nabi dan tidak mengizinkan Nabi berbicara atas kehen­daknya sendir. Al-Qur'an menggambarkan dirinya sendiri sebagai sebuah kitab yang "diturunkan" Tuhan kepada Nabi; ungkapan kata "diturunkan" atau anzalna dalam berbagai bentuk digunakan lebih dari 200 kali. Secara intrinsik, ini berarti bahwa konsep dan isi al-Qur'an benar-benar diturunkan dari langit. Sebagaimana dalam beberapa ayat yang lain, Tuhan juga menurunkan besi, mizan (keadilan, keseimbangan, harmoni) dan 8 pasang binatang ternak. Al-Qur'an diturunkan secara bertahap dalam berbagai peristiwa yang memakan waktu 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. Ia dikutip langsung dari catatan di Lauh Mahfuzh, yang berarti Kitab Utama atau bermakna "Pusat Arsip".
Al-Qur'an berpandangan bahwa bacaan tersebut tersusun rapi, sempurna dan tidak ada yang ketinggalan. Ia dalam peng­gambarannya sangat unik. Nabi pun kadang-kadang dikritik dan ditegur dalam beberapa peristiwa. Al-Qur'an juga selalu menyisipkan ayat-ayat tertentu, seperti "intan yang berkilauan", dalam pelajaran metafisisnya. Ia mendesak pembaca agar menggunakan kemampuan intelektualnya, mengenali isyarat ­isyarat ilmiah berupa "intan yang berkilauan", tanda-tanda kebesaran Pencipta melalui alam semesta, sumber Metafisis Tertinggi. Muslim modern mengatakan ada sekitar 900 ayat yang memuat tanda-tanda ini, dari total 6.236 ayat. Hanya 100 ayat yang berbicara persoalan peribadatan, dan puluhan ayat yang membahas masalah-masalah pribadi, hukum perdata, hukum pidana, peradilan dan kesaksian. Al-Qur'an berbeda cara pe­nyajiannya, bisa saja membahas masalah keimanan, moral, ritu­al, hukum, sejarah, alam, antisipasi masa mendatang, secara sekaligus dalam satu surat. Ini memberikan daya persuasi yang lebih besar, karena semua berlandaskan keimanan kepada Tuhan Yang Esa dan Hari Akhir. Jumlah surat dalam al-Qur'an ada 114, nama-nama tiap surat, batas-batas tiap surat dan susunan ayat-ayatnya merupakan ketentuan yang ditetapkan dan diajarkan oleh Nabi sendiri.

Sejarah Ringkas Pemeliharaan al-Qur'an
Pada awal Islam, bangsa Arab adalah bangsa yang buta huruf, hanya sedikit yang pandai menulis dan membaca. Bahkan beberapa di antaranya merasa aib bila diketahui pandai menulis. Karena, orang yang terpandang pada saat itu adalah orang yang sanggup menghafal, bersyair, dan berpidato. Waktu itu belum ada "kitab". Kalaupun ada hanyalah sepotong batu yang licin dan tipis, kulit binatang, atau pelepah korma yang ditulis. Termasuk kutub, jamak kitab, yang dikirim oleh Nabi kepada raja-raja di sekitar Arab, sebagai seruan untuk masuk Islam.
Setiap kali turun ayat, Nabi menginstruksikan kepada para sahabat untuk menghafalnya dan menuliskannya di atas batu, kulit binatang dan pelepah korma. Hanya ayat-ayat al-Qur'an yang boleh ditulis. Selain ayat-ayat al-Qur' an, bahkan termasuk Hadis dan ajaran-ajaran Nabi yang didengar oleh para sahabat, di larang untuk dituliskan, agar antara isi al-Qur'an dengan yang lainnya tidak tercampur.
Setiap tahun, malaikat Jibril, utusan Tuhan mengulang (repetisi) membaca ayat-ayat al-Qur'an yang telah diturunkan sebelumnya di hadapan Nabi. Pada tahun Muhammad saw wafat, yaitu tahun 632 M, ayat-ayat al-Qur' an dibacakan dua kali dalam setahun. Ini menarik sekali, karena seolah-olah akhir tugas dan kehidupan Nabi di dunia ini telah diantisipasi akan selesai.
Pada masa khalifah pertama, Abu Bakar, banyak terjadi peperangan melawan orang-orang yang murtad dan para nabi palsu. Di antara mereka yang gugur dalam peperangan banyak penghafal ayat-ayat al-Qur'an. Umar bin Khaththab mengu­sulkan untuk mengumpulkan para penghafal al-Qur'an, disu­ruh membacakan al-Qur’an, menjadikan satu, meneliti dan menulis ulang. Kumpulan itu yang ditulis oleh Zaid bin Tsabit, mushaf, berupa lembaran-lembaran yang diikat menjadi satu, disusun berdasarkan urutan ayat dan surat seperti yang telah ditetapkan oleh Nabi sebelum wafat. Sedangkan pada masa Utsman bin Affan, tentara Muslim telah sampai ke Armenia, Azerbajan di sebelah Timur dan Tripoli di sebelah barat. Kaum Muslim terpencar di seluruh pelosok negeri, ada yang tinggal di Mesir, Syria, Irak, Persia dan Afrika. Naskah beredar di mana­mana, tetapi urutan surat dan cara membacanya beragam, se­suai dialek di mana mereka tinggal. Hal ini menjadikan perti­kaian antarkaum Muslim sehingga menjadikan kekhawatiran pemerintahan Utsman. Maka kemudian Utsman membentuk panitia untuk membukukan ayat-ayat al-Qur'an dengan me­rujuk pada dialek suku Quraisy, sebab ayat al-Qur'an diturun­kan dengan dialek mereka, sesuai dengan suku Muhammad saw. Buku tersebut diberi nama al-Mushaf, ditulis lima kopi dan dikirimkan ke empat tempat: Mekkah, Syria, Bashrah, dan Ku­fah. Satu kopi disimpan di Medinah sebagai arsip dan disebut Mushaf al-Imam.
Walaupun telah disatukan dan diseragamkan, namun tetap cukup banyak al-Qur'an di Afrika dengan dialek berbeda, ter­masuk jumlah ayat yang "berbeda" karena perbedaan mem­baca dalam pergantian nafas (6.666 ayat), tetapi isinya tetap sama. Awalnya, pada zaman Nabi, al-Qur'an memakai dialek Quraisy, tetapi kemudian berkembang menjadi tujuh dialek non-Quraisy. Pada mulanya, ini dimaksudkan agar suku-suku lain lebih mengerti. Ada juga aliran tersendiri (kelompok kecill, pimpinan Dr. Rashad Khalifa, kelahiran Mesir, seorang ahli biokimia dan matematika, yang mempromosikan jumlah ayat 6.234, berbeda 2 ayat dengan naskah Ustman, 6.236 ayat. Sedangkan mayoritas Muslim, baik Sunni maupun Syi ah tetap berpegang teguh pada naskah awal yang dikumpulkan semasa Khalifah Ustman, yaitu dialek Quraisy, hingga kini. Perbedaan kecil ini, menjadi sasaran kritik para Orientalis, bahwa al-Qur’ an tidak asli lagi, karena telah ada campur tangan manusia dalam transmisinya. Walaupun demikian, sebagian di antara mereka, seperti Gibb, Kenneth Cragg, John Burton, dan Schwally dalam bukunya Mohammedanism, The Collection of the Qur’an , The Mind of the Qu'ran, dan Geschichte des Qorans, mengakui bahwa "sejauh pengetahuan kita, kita bisa yakin bahwa teks wahyu telah di­transmisikan sebagaimana apa yang telah diberikan kepada Nabi".

Mushaf Utsmani Disimpan di Mana?
Banyak pertanyaan, di mana copy yang diberikan oleh Kha­lifah Utsman disimpan? Apakah masih ada? Menurut penje­lasan The Institute of Islamic Information and Education of America, naskah tadi disimpan di Museum Tashkent di Uz­bekistan, Asia Tengah. Sedangkan hasil copy fax ada di Perpus­takaan Universitas Columbia di Amerika Serikat. Keterangan lebih lanjut menjelaskan bahwa copy tersebut sama dengan apa yang dimiliki pada zaman Nabi. Duplikat copy yang dikirimkan ke Syria pada masa Utsman juga masih ada di Topkapi Museum Istambul, duplikat ini dibuat sebelum terjadi kebakaran pada tahun 1892 yang menghancurkan mesjid Jami, di mana mushaf tersebut berada. Naskah yang lebih tua bisa ditemukan di Dar al-Kutub, Kesultanan Mesir. Sangat menarik, terdapat naskah yang disimpan di Perpustakaan Kongres di Washington, Ches­ter Beatty Museum di Dublin (Irlandia) dan Museum di Lon­don-isinya tidak berbeda dengan apa yang terdapat di Mesir, Uzbekistan dan Syria. Sebelumnya juga terdapat 42.000 koleksi naskah kuno disimpan Institute for Koranforshung, University of Munich di Jerman. Namun, ketika Perang Dunia II, koleksi ini hancur karena dibom. Sejauh ini, berkat upaya para sahabat Nabi dan atas pertolongan Tuhan Yang Maha Esa, isi al-Qur'an, sejak zaman Nabi hingga sekarang tetap sama. Namun demi­kian, pertanyaan lainnya muncul. Jika ini semua otentik sesuai dengan aslinya, bagaimana kita yakin bahwa al-Qur'an berasal dari "Sumber Metafisis Tertinggi"? Sebagian besar kaum Mus­lim sangat yakin bahwa al-Qur'an adalah asli dari Tuhan, karena al-Qur'an sendiri yang mengatakan demikian; misalnya saja, Surat an-Nisa' (4:82); al-An'am (6:19); (6:92); an-Naml (27:6); al-Jatsiyah (45:2). Sebagian Muslim lainnya baru percaya setelah membaca dan memahami isinya dengan baik, berpikiran jernih, dan mau membuka hati dengan hal-hal yang baru. Tetapi dapat dipahami pula, karena "sumbernya dari dalam", bagi urang luar yang skeptis, pendapat apa saja dimungkinkan. Oleh karena itu, bagi orang luar, bukan kalangan Muslim atau siapa saja, pilihannya adalah salah satu dari lima kemungkinan yang "mengarang al-Qur'an".
  • Pertama, Nabi Muhammad saw. 
  • Kedua, para pujangga-ilmuwan Arab dan kumpulan cerita dari berbagai sumber. 
  • Ketiga, merupakan jiplakan dari kitab suci Injil dan Taurat. 
  • Keempat, buatan makhluk asing. 
  • Dan kelima, dari Tuhan. 
Al-Qur' an berpandangan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama. Ia mengatakan bahwa percaya atau tidaknya seseorang terhadap isi al-Qur'an, semata-mata karena hidayah Allah. Hidayah diberikan bagi yang mau berpikir jernih dan berprasangka baik.
Sebagian Muslim makin percaya karena faktor-faktor eksternal, bukan hanya karena pernyataan al-Qur'an saja. Mereka berpikir begini.

  • Pertama, Muhammad saw terkenal karena kujujurannya, dapat dipercaya, dan bukan orang yang pandai membaca dan menulis. Di lain pihak, gaya bahasa al-Qur'an sangat berlainan dengan gaya bahasa Nabi ketika bertutur. Al-Qur'an selalu memakai gaya yang unik, dimulai dengan "Katakanlah", "ingatkah", "Tuhan berkata", "Mereka bertanya", dan sebagainya. 
  • Kedua, ada puluhan surat dan ayat yang dimulai dengan huruf-huruf Arab, yang pada awalnya tidak diketahui maknanya. Huruf sisipan atau fawatih. Huruf-huruf ini tidak ada perlunya jika "makhluk biasa" yang membuat, karena tidak dimengerti oleh pembacanya hingga berabad-abad lamanya, membuat bingung. 
  • Ketiga, sesuatu yang menarik lainnya, bahwa nama Muhammad hanya empat kali disebut dalam al­Qur an. Nama Adam as dan Isa as jauh lebih banyak disebut. Mereka disebut oleh al-Qur'an masing-masing 25 kali. Bahkan nama Musa as paling banyak disebut.
  • Keempat, cerita atau ung­kapan sejarah serupa dengan cerita dalam kitab suci lainnya, namun sangat berbeda dalam detail dan maknanya. Beberapa kisah masa lalu, bahkan tidak ditemukan dalam kitab Yahudi atau Bibel. Seperti kisah bangsa Tsamud, Ad, kota Iram, dialog antara Nuh as dengan puteranya sebelum banjir terjadi, dan "percakapan semut yang didengar Sulaiman as".
  • Kelima, seruan al-Qur'an bukan saja ditujukan kepada semua manusia (di bumi dan langit--planet dan alam lainnya), tetapi juga golongan jin (beserta seluruh rasnya, seperti setan, iblis, ifrit, dan makhluk asing yang belum diketahui manusia). Ayat-ayat ini tidak ada perlunya bila "makhluk biasa" yang membuat, apa manfaat­nya?
  • Keenam, rincian tentang malaikat, jin, penciptaan (banyak) alam semesta dan (banyak) bumi, fenomena ilmiah, di mana pengetahuan manusia belum atau baru saja mengetahui.
  • Ketujuh, struktur kodetifikasi yang ditemukan dalam al-Qur'an, di mana ia mengatakan untuk menambah keimanan bagi orang yang beriman dan membuat tidak ragu bagi pembaca Kitab ini (al-Muddatstsir 74 : 30).

Beberapa faktor eksternal tersebut menyebabkan sebagian kaum Muslim makin percaya bahwa al-Qur'an kecil sekali ke­mungkinannya dibuat oleh makhluk biasa, baik manusia mau­pun jin. Kita juga harus ingat, kaum Muslim lainnya, yang bukan Islam karena "dilahirkan" - Islam karena "pindah agama atau mendapatkan agama", mereka mempunyai alasan yang Iebih spesifik.
Mushaf Utsmani adalah satu-satunya kitab, di mana enkripsi dan kodetifikasi bilangan prima ditemukan secara terstruktur, komprehensif, mulai dari yang paling sederhana hingga yang rumit.

Sumber : Matematika Alam Semesta oleh Arifin Muftie